semua masih sama

kemiskinan rasanya tidak akan hilang dan musnah di bumi pertiwi indonesia, bukan persoalan dinamika kehidupan ataupun keaneragaman, tapi masih terbentur masalah keadilan dan kesejahteraan. siapa yang milihat, siapa yang melakukan , kalau nurani masih saja puas dengan keadaan sekitar, yang masih jauh dari kata layak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mana pemimpin bangsa kalau rakyatnya masih saja menderita dan tidak berdaya, dimana para penguasa kalau hanya bisa merajai saja. ironis memang , kapan selayaknya mereka ini dibutukan dan kapan selayaknya mereka mendapatkan kesejahteraan, menikmati hidup yang hanya sekali dan ketika mati tidak akan bisa untuk diulangi, rasanya bukan hanya soala takdir kehidupan akan tetapi kesempatan itu dirampas oleh semua yang memiliki kepentingan dan meraih keuntungan, tidak berbicara kepuasan, tapi ini sebuah penjajahan didalam bangsa yang katanya sudah merdeka dan dilakukan oleh saudara sendiri, pahit rasanya untuk kita sedikit kalau merasakan setiap lika-liku hidup yang harus mereka hadapi, keadaan hidup yang jauh dari kata layak, apalagi kepuasan. mana nurani pejabat negri ini, kalau disisi kehidupanya masih saja tersakiti. kepuasan apa yang mereka rasakan ketika menyantap nasi yang masih lengkap dengan gizi sedangkan mereka apa. hayan cukup untuk kantong-kantong lambunag yang kososng setidaknya terisi, dan tidak berfikir takaran gizi.aneh memang tapi apa boleh buat dengan semua yang ada. itu kenyataannya