Menurut Menpora, para pengirim pesan itu tidak menyebut siapa yang dimaksud sebagai mafia di sepakbola. Hanya saja, SMS ini diterima dirinya beberapa saat setelah KLB selesai digelar.
“Puluhan pesan singkat masuk ke telepon saya ketika KLB selesai. Isinya, 'kenapa saya mengembalikan mafia sepakbola?' Jika mau bersaing, jangan mainkan isu di luar kongres, sehingga tidak kondusif,” ungkap Roy.
“Karena itum saya memberi pesan kepada pengurus PSSI sekarang agar memberikan bukti bahwa mereka [pengirim SMS] salah. Buktikan PSSI dan sepakbola Indonesia jauh dari mafia.”
Roy juga meyakini Indonesian tidak akan terkena sanksi FIFA dengan lancarnya pelaksanaan KLB. Menpora juga berbicara dengan perwakilan FIFA, Costaskis Koutsokoumnis, Marco Leal, dan James Kitching.
“Kami berterima kasih atas dukungan rakyat Indonesia KLB yang dihadiri tiga perwakilan FIFA berjalan baik dan sukses. FIFA dan AFC menyatakan kongres ini baik, dan Indonesia terbebas dari sanksi,” kata Roy.
“Saya telah menjadi saksi La Nyalla [Mattalitti] menyatakan KPSI resmi dibubarkan. Jadi tidak ada lagi KPSI. Keputusan itu ditanda tangani oleh pak Djohar Arifin Husein, Hadiyandra, La Nyalla, dan Hinca Panjaitan.
Mengenai enam anggota komite eksekutif (Exco) Farid Rahman, Sihar Sitorus, Bob Hippy, Mawardi Noerdin, Widodo Santoso, dan Tuti Dau yang melakukan aksi walk-out (WO), Menpora mengatakan, hal itu sepenuhnya berada di tangan peserta kongres.
“FIFA pun mengatakan lakukan semua dengan baik dan demokratis. Pemilik suara adalah voters. Kalau ada pihak lain yang mengatakan ada hal yang tidak sesuai, kita ikut siapa? Kan kita sekarang ikut FIFA,” imbuh Roy.
0 comments:
Post a Comment