Pemerkosaan Masal Warga Keturunan Tionghoa
Ciri-ciri
pelaku pemerkosaan massal : (1) Terlebih dahulu melakukan pembakaran
ban, (2) Para pelaku sudah terlatih, (3) Sebagian pelaku berpakaian
seragam SMU, (4) Perkosaan dilakukan secara terencana dan sistematis,
(5) Dilakukan secara bersamaan diterbagai tempat (kasus terbanyak di
Jakarta Barat dan Utara), (6) Setelah memperkosa kemudian membakar dan
menjarah korban, (7) Satu pemerkosaan dilakukan 3 hingga 10 orang, (8)
Usai memperkosa pelaku meneriakkan yel-yel anti Cina. (9) Pemerkosa
tidak kenal dengan korban.
|
Kasus perkosaan warga keturunan
saat kerusuhan, pertengahan Mei lalu, di Jakarta dan Solo, bukan tindak
kriminal biasa. Perkosaan ini sangat terencana, sistematis dan sarat
dengan muatan politik. Setidaknya inilah kesimpulan sementara beberapa
organisasi perempuan, diantaranya: Masyarakat Anti Kekerasan Terhadap
Perempuan, Kalyana Mitra, Mitra Perempuan, Koalisi Perempuan, dan Dharma
Wanita.
168 kasus perkosaan terhadap warga keturunan Tionghoa
terjadi saat kerusuhan Mei lalu - dua puluh diantara korban itu tewas
karena terperangkap api dan dibunuh - dilakukan oleh kelompok (yang
tidak menginginkan perubahan) tertentu yang terlatih. Mereka sengaja
melakukan itu agar muncul tuduhan bahwa aksi massa yang menuntut
reformasi telah cacat oleh kasus perkosaan. Bahkan tidak menutup
kemungkinan masih satu paket dengan peristiwa penculikan dan penembakan
di Universitas Trisakti.
Tim relawan membuktikan, perkosaan itu tidak
dilakukan oleh orang awam karena kebencian terhadap warga keturunan.
Apalagi karena kesenjangan sosial. Perkosaan itu semata-mata dilakukan
untuk merusak citra gerakan yang menginginkan perubahan.
Teror mental seperti ini sangat efektif untuk meredam
gerakan-gerakan yang ingin melakukan perubahan, seperti yang terjadi di
Timor-Timur, Aceh dan Irian. juga pernah terjadi di Timor-Timur, Aceh
dan Irian.
Siapa yang melakukan perbuatan biadab ini ? adalah
jawaban yang harus diungkapkan. Karena masalah perkosaan warga keturunan
ini tidak akan selesai begitu saja jika pemerintah tidak berhasil
menyelesaikannya dan mengupayakannya agar menjadi kejadian yang terakhir
dan tidak akan terulang kembali. Ia akan menjadi kenangan buruk dan
menjadi dendam kesumat yang berkepanjangan jika para pemerkosa ini
dibiarkan bergentayangan.
Sesungguhnya derita yang
teramat perih yang ditanggung oleh korban perkosaan massal adalah
derita bangsa. Dan betapa kekerasan yang ditimbulkan oleh sara selalu
membawa dampak yang menghancurkan.
|
0 comments:
Post a Comment