Karni Ilyas yang populer lewat Indonesia Lawyers Club mengawali karirnya
puluhan tahun silam sebagai wartawan dengan sebuah impian untuk menjadi
terkenal.
“Saya ingin terkenal,” kata Karni Ilyas dalam acara peluncuran buku 40
Tahun Jadi Wartawan, Karni Ilyas Lahir Untuk Berita, di Jakarta, Rabu
malam.
Itulah jawaban Karni puluhan tahun silam saat menjawab pertanyaan seorang sepupunya terkait alasannya ingin menjadi wartawan.
Cita-citanya itu tidak diraihnya dalam sekejap. Namun dia percaya setiap ucapan merupakan doa.
“Bagi saya, ucapan itu adalah doa. Seperti halnya keinginan saya menjadi terkenal yang akhirnya tercapai,” katanya.
Novyan Kaman, seorang anggota DPR saat itu yang merekomendasikan Karni
pada pemimpin redaksi Suara Karya Rahman Tolleng. Dengan berpakaian
lusuh dan celana cutbray, Karni mencoba menemui Rahman untuk memberikan
surat rekomendasi tersebut.
“Tamatan SMA bisa apa? Namun dia bilang cobalah saya, Pak. Dan ternyata
hasil berita yang dia tulis itu mencengangkan,” kata Rahman mengingat
hal itu.
Tahun pertama menjadi reporter di Suara Karya, Karni telah menghasilkan
berita eksklusif dari pengadilan yang kemudian dikutip oleh Kompas.
Selanjutnya dia meniti karir di Majalah Tempo selama 14 tahun, dari
jabatan reporter hingga redaktur pelaksana. Salah satu kegigihannya yang
fenomenal yakni ketika berhasil meyakinkan Kartika Thahir untuk
berbicara.
Dalam perjalanan karirnya, pria yang bersuara serak itu pernah mengalami
patah tangan ketika meliput operasi menggerebekan teroris di Wonosobo,
Jawa Tengah pada 2006. Dokter yang menyarankan untuk segera dilakukan
operasi, tidak diindahkan oleh Karni. Dia memilih bertahan dan baru
dioperasi dua hari kemudian.
Beberapa tokoh terkenal yang hadir dalam acara, mengisahkan kesan mereka
terhadap Karni Ilyas. Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin mengatakan
telah mengenal Karni saat kuliah di Fakultas Hukum Universitas
Indonesia. “Saya kenal Karni saat kuliah di UI, saat itu Karni sebagai
wartawan Tempo. Dia berperan terhadap perjalanan hidup saya,” kata Amir.
Sementara Ketua Umum Partai Hanura Wiranto bercerita kesannya saat
reformasi 1998 dimana pihaknya memberikan tanggungjawab kepada Karni
untuk mengawal kebebasan media yang bertanggungjawab.
“Saat reformasi 1998, dia wartawan senior yang diberikan tanggungjawab
untuk mengawal kebebasan media yang bertanggungjawab,” katanya.
Karni berpesan pada para jurnalis muda untuk terus bermimpi demi meraih
cita-cita. “Kuncinya kerja keras kerja keras, bermimpilah karena
bermimpi itu halal,” katanya.
Buku 40 Tahun Jadi Wartawan, Karni Ilyas Lahir Untuk Berita, selain
memotret 40 tahun perjalanan karir Karni Ilyas, juga sekaligus memotret
persinggungan dunia jurnalistik dengan perkembangan teknologi dan
kekuasaan.(*)
Content
SN PRODUCTION
Berita Hukum dan Kriminal
HUKUM
Berita Sosial
SOSIAL
Labels
Artikel
(121)
BISNIS
(2)
BUDAYA
(6)
EKONOMI
(5)
Favourite
(2)
HUKUM
(25)
Jadwal Bola Ter Up date
(1)
KESEHATAN
(4)
Klasemen Bola
(2)
Kumpulan Film
(30)
OLARAGA
(52)
PENDIDIKAN
(8)
POLITIK
(41)
RAGAM
(8)
Selebritis
(3)
SOFTWARE
(2)
SOSIAL
(7)
story
(2)
TEKNOLOGI
(3)
TV Online
(4)
0 comments:
Post a Comment