Definisi KAP
KAP adalah komunikasi yang
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara
terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004).
Komunikasi Interpersonal (KIP)
adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling
berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau
antar individu di dalam kelompok kecil
(Febrina, 2008).
KIP Antara Dua Orang adalah komunikasi dari seseorang
ke orang lain, dua arah interaksi verbal dan
nonverbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan
perasaan.
KIP Antara Tiga Orang/ lebih, menyangkut komunikasi dari orang
ke beberapa oarng lain (kelompok kecil).
Masing-masing anggota menyadari keberadaan anggota lain, memiliki minat yang
sama dan/atau bekerja untuk suatu tujuan.
Pendekatan KAP
Tiga
pendekatan utama tentang pemikiran KAP berdasarkan:
Bittner (1985:10) menerangkan KAP berlangsung, bila pengirim
menyampaikan informasi berupa
kata-kata kepada penerima dengan
menggunakan medium suara manusia (human
voice).
Menurut Barnlund (dikutip dalam Alo Liliweri: 1991), ciri-ciri mengenali
KAP sebagai berikut:
- Bersifat spontan.
- Tidak berstruktur.
- Kebetulan.
- Tidak mengejar tujuan yang direncanakan.
- Identitas keanggotaan tidak jelas.
- Terjadi sambil lalu.
Hubungan Diadik
Hubungan diadik mengartikan KAP sebagai komunikasi yang
berlangsung antara dua orang yang mempunyai hubungan mantap dan jelas.
Untuk memahami perilaku seseorang,
harus mengikutsertakan paling tidak dua orang peserta dalam situasi bersama
(Laing, Phillipson, dan Lee (1991:117).
Trenholm dan Jensen (1995:26) mendefinisikan KAP sebagai komunikasi antara dua
orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini adalah:
- Spontan dan informal.
- Saling menerima feedback secara maksimal.
- Partisipan berperan fleksibel.
Trenholm dan Jensen (1995:227-228) mengatakan tipikal pola interaksi dalam keluarga menunjukkan
jaringan komunikasi.
Pengembangan
KAP dapat dilihat dari dua sisi sebagai perkembangan dari komunikasi impersonal
dan komunikasi pribadi atau intim. Oleh karena itu, derajat KAP
berpengaruh terhadap keluasan dan kedalaman informasi sehingga
merubah sikap.
Pendapat Berald Miller dan M. Steinberg (1998: 274), pandangan
developmental tentang semakin banyak komunikator mengetahui
satu sama lain, maka semakin banyak karakter antar pribadi yang terbawa dalam komunikasi tersebut.
Edna Rogers (2002: 1), mengemukakan pendekatan hubungan dalam menganalisis proses KAP
mengasumsikan bahwa KAP membentuk struktur sosial yang diciptakan melalui proses komunikasi.
Ciri-ciri
KAP menurut Rogers adalah:
- Arus pesan dua arah.
- Konteks komunikasi dua arah.
- Tingkat umpan balik tinggi.
- Kemampuan mengatasi selektivitas tinggi.
- Kecepatan jangkauan terhadap khalayak relatif lambat.
- Efek yang terjadi perubahan sikap.
Efektifitas
KAP
Menurut Kumar (2000: 121-122), lima ciri efektifitas KAP sebagai berikut:
- Keterbukaan (openess).
- Empati (empathy).
- Dukungan (supportiveness).
- Rasa positif (positiveness).
- Kesetaraan (equality).
Feedback yang diperoleh dalam KAP berupa feedback positif, negatif dan
netral. Prinsip mendasar dalam komunikasi manusia berupa
penerusan gagasan.
David Berlo (1997:172) mengembangkan konsep empati menjadi
teori komunikasi. Empat tingkat ketergantungan komunikasi adalah:
- Peserta komunikasi memilih pasangan sesuai dirinya.
- Tanggapan yang diharapkan berupa umpan balik.
- Individu mempunyai kemampuan untuk menanggapi, mengantisipasi bagaimana merespon informasi, serta mengembangkan harapan-harapan tingkah laku partisipan komunikasi.
- Terjadi pergantian peran untuk mencapai kesamaan pengalaman dalam perilaku empati.
- Teori Penyimpulan (inference theory), orang dapat mengamati atau mengidentifikasi perilakunya sendiri.
- Teori Pengambilan Peran (role taking theory), seseorang harus lebih dulu mengenal dan mengerti perilaku orang lain.
- Kelayakan (decentering).
- Pengambilan peran (role taking).
- Empati komuniksi (empathic communication).
Kelayakan (decentering)
Bagaimana individu memusatkan perhatian kepada orang lain dan
mempertimbangkan apa yang dipikirkan dan dikatakan orang lain tersebut.
Pengambilan peran (role taking)
Mengidentifikasikan orang lain ke dalam dirinya, menyentuh kesadaran diri
melalui orang lain.
Tingkatan dalam pengambilan peran:
Tingkatan dalam pengambilan peran:
- Tingkatan budaya (cultural level), mendasarkan keseluruhan karakteristik dari norma dan nilai masyarakat.
- Tingkatan sosiologis (sociological level), mendasarkan pada asumsi sebagian kelompok budaya.
- Tingkatan psikologis (psycological level), mendasarkan pada apa yang dialami oleh individu.
Empati komunikasi meliputi
penyampaian perasaan, kejadian, persepsi atau proses yang
menyatakan tidak langsung perubahan sikap/perilaku penerima.
Blumer mengembangkan pemikiran Mead melalui pokok pikiran
interaksionisme simbolik yaitu “Manusia bertindak (act)
terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning) yang
dipunyai objek tersebut bagi dirinya.
Kesimpulan
Komunikasi memberikan
bimbingan kepada peserta komunikasi untuk
saling berbagi asumsi, perspektif dan pengertian mengenai informasi yang
dibicarakan untuk memudahkan proses empati.
Referensi
Febrina. 2008. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling). diposting tanggal 8 Februari: 19.41 WIB.
Prakosa, A. 2007. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi. diposting Jumat, 7 Desember: 20.06 WIB.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.
Febrina. 2008. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling). diposting tanggal 8 Februari: 19.41 WIB.
Prakosa, A. 2007. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi. diposting Jumat, 7 Desember: 20.06 WIB.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.
0 comments:
Post a Comment