ETIKA HUMAS / PUBLI
CRELATIONS
ETIKA
ETIKA
--- berasal
dari bahasa
Yunani Kuno è
Ethos
Dalam
bentuk tunggal berarti
Tempat tinggal yang biasa: Kandang; Kebiasaan ;
Adat ; Akhlak ; Watak ; Perasaan ;
Sikap ; Cara berfikir.
Dalam arti
jamak :
( la etha )
mempunyai
arti adat kebiasaan.
Kemudian dapat dipahami bahwa
secara etimologis, ETIKA berarti Ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan , atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia :
ETIKA dipahami sebagai ilmu tentang apa yang buruk dan apa yang
baik, dan tentang hak dan kewajiban
moral ( akhlak ).
ETIKA dapat dibedakan dalam 3
( tiga ) arti :
1. Ilmu
tentang apa yang baik dan
apa
yang buruk dan tentang hak
dan
kewajiban moral ( akhlak ).
2. Kumpulan
asas atau nilai yang
berkenaan
dengan akhlak
3. Nilai
mengenai benar dan salah
yang
dianut suatu golongan
masyarakat.
Menurut Kant, dipahami atas dasar
tiga makna yang dimiliki :
1.
Kebiasaan dan watak
2.
Adat kebiasaan
3.
Ilmu atau studi yang baik dan buruk
Kata Moral secara etimologi sama
dengan
Etika, yaitu :
Nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
pm/etika pr/umb/09
ETIKA
bukan ETIKET
Bedanya :
Etika -
adalah berarti moral
Etiket - seara harafiah adalah
secarik kertas yang
ditempelkan pada botol
atau kemasan barang.
Namun dalam tata pergaulan etiket adalah sopan santun.
pm/etika pr/umb/09
Nilai persamaannya
obyek yang dinilai adalah Manusia,
yaitu mengatur perilaku
manusia secara normatif.
Etika, menyangkut cara suatu per-
buatan
yang harus dilakukan
manusia.
Etiket, hanya
berlaku dalam lingkup
pergaulan.
pm/etika pr/umb/09
Ciri-ciri yang menunjukkan kegiatan
Humas ( Dr. Bactiar Aly,MA. ) :
1.
Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi
yang berlangsung dua arah secara timbal balik.
2.
Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi.
3.
Publik yang menjadi sasaran Humas adalah publik ekstern
& publik intern.
4.
Operasionalisasi Humas adalah membina hubungan yang
harmonis antara organisasi dengan publiknya mencegah terjadinya rintangan
psikologi, baik yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik.
Fungsi Humas menurut Bertrand
R.C.
1.
It should serve the public’s interest ( Mengabdi
pada kepentingan umum ).
2.
Maintain good communication
(memelihara komunikasi yang baik).
3.
Strees good moral and manners ( Menitik
beratkan moral & perilaku yang baik ).
Dari kaitan dalam pembahasan
ini sangat jelas bahwa “ Moral &
perilaku ” adalah fungsi Humas.
Perilaku yang ditunjukkan oleh profesional Humas merupakan budaya
organisasi dalam aktivitas rutinnya.
pm/etika pr/umb/09
2 Pendekatan mempelajari Etika berhubu
ngan dengan tingkah
laku dan moral
Manusia.
1.
Etika deskriptif
2.
Etika Normatif
Etika
deskriptif – Pendekatan yang digunakan untuk memahami
etika dari deskripsi tingkah laku manusia. Jadi hanya melukiskan
tindakan-tindakan & tingkah laku manusia tanpa memberikan penilaian
terhadap tingkah laku manusia itu sendiri.
Yang termasuk etika ini : adat istiadat; tindakan2yang
berlaku dalam masyarakat; pendapat2 tentang yang baik & buruk; tindakan2
yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan, dsb.
pm/etika pr/umb/09
Etika
deskriptif, hanya membahas dan memberikan analisa dan penilaiannya atas suatu
kejadian.
Contoh : Pandangan-pandangan moral atas kenyataan yang terjadi di dalam
negara Uni Soviet.
Etika
normatif – Adalah memberikan penilaian sekali gus memberikan norma sebagai dasar
dan kerangka tindakan yang diputuskan.
Penilaian diberikan pada norma-norma yang berlaku
ditengah-tengah masyarakat serta didasarkan pada rasionalitas yang ada dalam
kehidupan manusia.
pm/etika pr/umb/09
Etika
normatif , norma-norma yang menuntun tingkah laku setiap individu yang ada di
masyarakat serta aplikasi dari norma itu yang memberikan pengarahan, penilaian
serta himbauan supaya manusia bertindak berdasarkan norma-norma tersebut.
Norma yang berlaku dalam kehidupan
manusia ada dua :
Satu, Norma khusus yaitu :
aturan-aturan yang berlaku
dalam hal-hal khusus
yang
terjadi dalam kehidupan
ini.
Dua, Norma umum adalah :
aturan-aturan yang berlaku
dalam kehidupan masyarakat
secara umum dan universal.
pm/etika pr/umb/09
Dua teori normatif untuk menilai
tindakan
seseorang, yaitu :
Satu,
Etika Deontologi
Dua,
Etika teleologi
Etika Deontologi - Deontologi dari bahasa
Yunani yang berarti ” Kewajiban ” ( duty
)
Kewajiban jadi tekanan bagi setiap orang untuk
bertindak secara baik.
E.D. -
memberikan penilaian yang baik terhadap suatu tindakan berdasarkan
tindakan itu sendiri.
Melakukan perbuatan baik adalah suatu keharusan,
orang sering menyebutnya sebagai suatu kewajiban.
pm/etika pr/umb/09
Teori E.D. membedakan antara norma moral dasar dan
norma moral konkret.
Norma moral dasar digunakan aturan-aturan untuk tindakan-tindakan atau
tingkah laku.
Norma moral konkret memberikan pemahaman tentang norma moral yang
mengandung tindakan konkret.
Norma moral konkret dibagi 2 , yaitu
:
1.
Yang bersifat umum
2.
Individual
pm/etika pr/umb/09
Ad 1. Berlaku lebih dari satu kali dan
berlaku untuk semua
orang.
Ad.2
Berlaku hanya pada tempat tertentu
dan waktu tertentu.
Teori Deontologi dibagi 2,
yaitu :
1.
Deontologi aturan, teori ini
memberikan sejumlah norma atau
aturan moral yang berlaku begitu saja tanpa tergantung pada akibat atau keuntungan
serta kerugian yang ditimbulkan oleh tindakan yang sesuai dengan norma itu.
pm/etika pr/umb/09
2.
Deontologi situasi, teori ini
memberikan sejumlah norma atau
aturan moral yang disesuaikan dengan situasi.
EtikaTeleologi
Teori ini menekankan pada tujuan, hasil atau
sasaran dari etika.
Mengukur baik buruknya, berdasarkan tujuan yang
ingin dicapai dengan tindakan itu atau atas dasar akibat yang ditimbulkan oleh
tindakan tersebut.
pm/etika pr/umb/09
Pemahamannya dapat dilihat dari 2 sudut,
apa dan untuk siapa.
Dilihat dari sudut pandang apa, untuk memahami hasil, tujuan dan sasaran serta akibat dalam
pemahaman etika teleologi.
Etika teleologi menyajikan dua versi,
yaitu :
Hedonisme (kenikmatan) dan Eudonisme ( kebahagiaan ).
Eudonisme, menurut Aristoteles bahwa setiap tindakan
manusia mempunyai tujuan, apapun yang dilakukan manusia selalu dilandasi oleh
tujuan yang menggerakkan tujuan tersebut.
pm/etika pr/umb/09
2 ( dua ) aliran etika teleologi :
a. Egoisme,
Setiap
tindakan manusia selalu
didasarkan pada tujuan untuk mengejar
kepentingan diri sendiri.
Aliran
ini dibedakan menjadi 2 :
Egoisme etis dan egoisme psikologis
Egoisme
etis, tekanannya pada
kepentingan dan kebahagiaan diri
sendiri. Biasanya punya kecenderungan
menjadi hedonistis.
Egoisme
psikologis, tindakan yang
dilakukan oleh manusia merupakan
motivasi yang ada dalam dirinya
ketika
mereka mengusahakan kepentingannya.
b. Utilitarianisme,
Menilai baik buruknya tindakan
didasarkan pada tujuan dan akibat
dari
tindakan itu bagi orang banyak.
pm/etika pr/umb/09
Etika
1.
Tidak terbatas pada cara dilaku-
kannya suatu perbuatan, tapi mem
berikan norma tentang perbuatan itu sendiri.Apakah perbuatan itu boleh
dilakukan atau tidak.
2.
Etika selalu berlaku baik, ada
saksi ataupun tidak.
3.
Etika bersifat absolut
4.
Ketika kita berbicara tentang etika, yang kita bicarakan
adalah apa yang ada di dalam diri manusia itu bukan apa yang ada diluar diri
manusia.
pm/etika pr/umb/09
Moral dan Hati
nurani
Moral – berasal dari bahasa latin Mos
( jamak ; mores ) yang berarti kebiasaan atau
adat.
Apabila ada orang mengatakan tidak bermoral, yang dimaksud adalah orang tersebut perbuatannya
melanggar nilai2 dan norma etis yang berlaku dalam kehidupan suatu masyarakat
atau komunitas.
Konsep moral ini dapat juga digunakan untuk memahami suatu perbedaan antara
yang baik dan yang buruk.
pm/etika pr/umb/09
Apakah suatu perbuatan atau tindakan dapat
diterima oleh mayarakat atau tidak tergantung pada norma2 yang berlaku dalam
masyarakat tersebut.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata moral
memiliki arti ajaran tentang yang
baik dan buruk yang diterima umum sehubungan dengan perbuatan, sikap,
kewajiban, dsb.
Pegangan dasar untuk memahami apa
itu
moral, adalah :
1.
Istilah moral digunakan untuk
menentukan batas2 dari sifat2, corak2, maksud2 dan
pertimbangan serta perbuatan yang secara layak dapat dinyatakan sebagai baik
atau buruk, benar atau salah.
2.
Pemahaman tentang moral digunakan sebagai suatu istilah
untuk menyatakan
pm/etika pr/umb/09
yang benar atau baik itu lebih dari pada yang
buruk atau salah.
3.
Kata moral dipahami sebagai nilai dasar dalam masyarakat
untuk memilih antaranilai2 hidup ( morals ). Nilai dasar yang dimaksud termasuk
adat istiadat yang menjadi dasar untuk menentukan baik dan buruk.
4.
Pada tataran individu, moral dipahami sebagai unsur2 yang
merupakan sifat kelakuan baik atau buruk. Sifat2 kelakuan ini disebut baik atau
buruk disesuaikan dengan ukuran2 yang diterima oleh kelompok dimana individu
itu berada.
pm/etika pr/umb/09
Moralitas dari kata sifat Latin Moralis, pada dasarnya mempunyai arti
yang sama dengan moral, hanya kata moralitas memiliki arti yang lebih abstrak.
Moralitas dipahami juga sebagai sopan santun serta
segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan santun.
Moral
dan Etika
Secara etimologi kata moral memiliki makna yang
sama dengan etika, yaitu nilai2 dan norma2 yang menjadi pegangan suatu
masyarakat atau komunitas.
pm/etika pr/umb/09
A.Sonny Keraf, punya pandangan berbeda
antara moral dan etika.
Pada konsep moral
lebih dipahami sebagai sistem nilai yang terkandung dalam petuah, nasehat,
perintah atau aturan tentang bagaimana manusia harus hidup agar menjadi manusia
yang benar2 baik, ini biasanya diwariskan secara turun temurun.
Sedangkan etika
merupakan ilmu tentang yang baik dan yang benar.
Menurut Frans Magnis Suseno :
Moral memberikan tuntunan
tentang bagaimana kita harus bertindak, sedangkan etika memberikan pertanyaan
’mengapa kita hrs bertindak seperti itu ?’
pm/etika pr/umb/09
Moral dan Agama
Agama punya hubungan erat dengan moral dan sering
disebut teologi moral.
Teologi adalah
refleksi kritis dan sistematis yang dilakukan oleh penganut agama.
Teologi hanya dapat dilaksanakan oleh penganut agama itu sendiri karena teologi
adalah refleksi iman.
Ajaran
moral dalam suatu agama
meliputi
Pertama, macam2 aturan yang agak
mendetail.
Kedua, Peraturan etis yang
bersifat lebih umum yang bukan berlaku hanya untuk satu agama saja, tetapi
menjadi kepentingan agama secara umum
pm/etika pr/umb/09
Perbedaan antara moral agama dan
filsafat
moral . adalah :
Moral
agama :
1. Dalam berbicara tentang nilai
dan
norma biasanya dilakukan melalui
khotbah.
2. Kesalahan moral dianggap dosa/
Moral filsafat :
1.
Dalam berbicara tentang nilai dan norma biasanya melalui
argumentasi, sehingga baik atau buruk suatu tindakan ditunjukkan dengan alasan2
yang rasional.
2.
Yang dianggap kesalahan moral adalah pelanggaran etis
yang harus dipatuhi.
pm/etika pr/umb/09
Hati nurani
Hati nurani memiliki
peran yang besar dalam hal moral. Atau
dengan kata lain
Ketika kita bicara
tentang moral maka kita tidak dapat melepaskan diri dari hati nurani.
Prinsip2 moral bersifat umum
dan berlaku untuk semua orang tanpa memandang latar belakang budaya, agama,
suku dan ras. Norma moral berasal dari suara hati nurani.
Hati nurani inilah yang
memerintah atau melarang kita untuk melakukan sesuatu kini dan disini. Artinya
dia berbicara sesuatu yang sangat kongkret dan bukan yang umum.
pm/etika pr/umb/09
Hati nurani dapat dibedakan
menjadi
dua :
Hati
nurani retrospektif dan
Hati
nurani prospektif.
H.N. Retrospektif, memberikan penilaian tentang
perbuatan2 yang telah berlangsung dimasa lampau.
H.N. Prospektif, justru berfokus dan melihat pada masa yang akan
datang serta menilai perbuatan2 yang akan datang.
Sedangkan yang ketiga
dari hati nurani adalah campuran dari keduanya.
Jadi pertimbangannya
kepada masa lalu dan masa yang akan datang.
pm/etika pr/umb/09
Hati nurani bersifat
personal, artinya hati nurani selalu berkaitan dengan pribadi yang
bersangkutan.
Id, Ego dan Superego
Pandangan Frued, perbuatan manusia dipengaruhi
oleh pertimbangan naluri atau nafsu yang menjelma menjadi kehendak.
Dalam menguraikan
kehendak manusia ada 3 unsur kepribadian : Id,
Ego dan Superego.
Id, adalah digambarkan sebagai gunung es yang terapung dan
hanya puncaknya saja yang kelihatan sedangkan yang ada dibawah air yang sangat
besar itulah yang harus dipertimbangkan.
pm/etika pr/umb/09
Id, dapat dipahami dari sifat M yang dipengaruhi oleh daya
sadar yang dikendalikan oleh nafsu.
Nafsu inilah yang
menggerakkan M hingga merasa senang dan puas. Dalam diri Id, berlaku bukan aku
( subyek ) yang melakukan, melainkan ada yang melakukan dalam diri aku. Pusat
dari Id, adalah pusat instink.
Dua instink yang dominan dalam diri
setiap M, yaitu : Libido dan Thanatos.
Libido, merupakan instink reproduktif
yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan2 yang bersifat konstruktif.
pm/etika pr/umb/09
Thanatos, merupakan instink
destruktif dan agresif, biasanya sering disebut sebagai instink kematian,
karena membawa akibat yang negatif dalam kehidupan M.
Ego, mulai berkembang dari dalam diri Id setelah melakukan
kontak dengan dunia luar.
Ego, punya peran yang sangat besar agar M mampu menundukkan
hasrat hewaninya agar bertindak rasional sesuai akal budinya dan bertindak
rasional ketika menghadapi situasi yang tidak menguntungkan.
pm/etika pr/umb/09
Superego, berlawanan dengan Id, karena merupakan kekuatan
dorongan menuju kepada kemantapan nilai. Superego tidak jauh berbeda dengan
Ego.
Superego sering dianggap sebagai hati nurani.
Hati nurani dan superego
Hati nurani digunakan
dalam kontek etis, sedangkan superego berperan dalam konteks psikoanalisis.
Aktivitas Superego ada
dalam tataran ketidaksadaran, sedangkan hati nurani tentunya berada dalam
kondisi yang sadar.
pm/etika pr/umb/09
Hubungan dan interaksi ( Human
Relation )
Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan
kehadiran orang lain dalam kebidupannya.
Hidup seorang manusia akan memiliki arti bila dia
berhubungan dan berinteraksi dengan manusia yang lain.
Hakekat manusia dapat dipahami:
manusia itu sebagai Homo Sapien atau Homo
Sosios.
Homo Sapien – M dipahami sebagai makhluk
yang berfikir.
Homo Sosios - M dianggap sebagai makhluk yang
bermasyarakat, yang membutuhkan M lainnya dan berinteraksi dengan M lainnya.
pm/etika pr/umb/09
Keadaan M ada 5 unsur dalam Hakekat
Kerangka Berfikir ( E.Martono )
Roh, Sir ( perasaan halus ), nafsu, akal
dan budi.
Kebutuhan Dorongan Dipandu oleh
Jasmani nafsu budi
Kebutuhan
Manusia
( Need )
Kebutuhan Pertimbangan Disaring oleh
Rohani
Akal oleh Sir
Kebutuhan
Kepuasan
pm/etika pr/umb/09
Tingkat presentasi kebutuhan pemuasan
manusia dapat dijabarkan sbb.
(
Menurut Maslow )
a. Kebutuhan fisik 85
%
b. Kebutuhan keamanan 70
%
c. Kebutuhan kasih sayang 50
%
d. Kebutuhan status, kehormatan 40
%
e. Kebuthan hakekat dan kreativitas
kemampuan mengatur 10
%
Sumber : E.Martono
pm/etika pr/umb/09
Kebutuhan inilah yang mempengaruhi M untuk
menjalin relasi dengan M lainnya supaya semua kebutuhannya dapat dipenuhi.
Pemenuhan semua kebutuhan induvidu dapat dipenuhi
melalui komunikasi yang menjadi media untuk memperlancar kelangsungan hidup M.
Human Relation
Hubungan dan interaksi yang sifatnya resmi ( Di kantor, di kampus atau di dalam organisasi
).
Hubungan dan interaksi yang sifatnya
tidak resmi ( hub.dalam keluarga, pertemanan dan sahabat )
pm/etika pr/umb/09
Ketidak pastian yang muncul dalam komunikasi, masalah utama
adalah akibat dari perbedaan budaya. Perbedaan makna terhadap suatu pesan yang
dimiliki suatu komunitas dengan komunitas yang lain.
Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya
lain untuk membantu agar komunikasi berjalan efektif dan perbedaan persepsi
dapat dihindari atau diperkecil sehingga tidak terjadi konflik.
pm/etika pr/umb/09
Definisi
Human Relations
( E. Martono,1966 )
H.R.
adalah interaksi yang terjadi antara satu individu dengan individu lainnya
melalui kontak dan berusaha untuk saling memperoleh kepuasan jasmani dan
rohani. Supaya kontak dapat berjalan secara efektif, maka pesan yang
disampaikan harus pesan yang bermakna sama.
pm/etika pr/umb/09
Komunikasi antar individu
( Komunikasi interpersonal )
Dalam relasi yang sifatnya
resmi, interaksi yang terjadi pada level individu maupun level kelompok dapat
terjadi dalam instansi, lembaga atau perusahaan. Jadi komunikasi dapat dilakkan
secara langsung.
Tapi kalau yang terjadi
adalah komunikasi dalam organisasi atau kelompok, maka dibutuhkan suatu
mediator supaya terjadi kontak yang efektif diantara anggotanya.
Mediator yang paling tepat
agar komunikasi berhasil dalam organisasi adalah PR.
pm/etika pr/umb/09
Dua aspek kepentingan hubungan dalam
Organisasi
1.
Kepentingan perusahaan atau organisasi dan
2.
Kepentingan kelompok atau individu
Akibatnya sering terjadi perbedaan kepentingan yang cukup kontras yang
dapat menimbulkan suatu konflik.
Oleh karena itu, untuk memperkecil konflik perlu adanya mediator ( PR )
dalam setiap komunikasi dalam organisasi atau perusahaan.
pm/etika pr/umb/09
Hidup matinya suatu perusahaan atau organisasi
sangat tergantung dan ditentukan serta didukung oleh pihak internal dan pihak
eksternal.
à
Perusahaan atau organisasi harus memikirkan hubungan yang harmonis
antara perusahaan atau organisasi dengan pihak internal maupun pihak
eksternalnya.
pm/etika pr/umb/09
PROFESI DAN PROFESIONAL
Profesi, adalah merupakan sesuatu yang menjadi
kebutuhan hidup dari seseorang yang ditekuni ketika bekerja.
Profesi dari seseorang merupakan bagian dari
pekerjaan. Tapi tidak semua pekerjaan merupakan profesi, karena profesi
membutuhkan keahlian tersendiri.
Dalam perkembangannya, profesi dipahami sebagai
ketrampilan dan keahlian sesuai dengan jalur pendidikannya.
pm/etika pr/umb/09
Keahlian, adalah pekerjaan profesional yang
menuntut penguasaan keahlian tertentu.
Sumber keahlian :
1.Pengetahuan,
suatu profesi terdiri dari sekumpulan pengetahuan yang menjadi milik bersama.
2. Ketrampilan
dan cara kerja
Seseorang yang telah menguasai pengetahuan,
ketrampilan dan cara bekerja yang baik menurut ukuran profesionalisme dapat
diterima sebagai pekerja profesional. Artinya
telah dianggap mampu dan bertanggung hawab penuh untuk memberikan jasa dalam
bidang ahlinya.
pm/etika pr/umb/09
3. Kemandirian
dan pengakuan, Apabila nomor 2 di
atas sudah dapat diterima sebagai pekerja yang profesional, maka mereka telah
dianggap mampu dan memperoleh pengakuan serta bertanggung jawab penuh didalam
memberikan jasa dalam bidang keahliannya.
Tanggung jawab,
Seseorang yang telah ahli, ia punya kewenangan
profesional, artinya bertanggung jawab menunjukkan hasil kerja yang berkaitan
dengan keunggulan mutu jasa dan pengembangan profesinya.
Keunggulan mutu jasa,
Seorang profesional harus secara simultan
mengembangkan keahlian dirinya bersama-sama dengan rekan seprofesinya.
pm/etika pr/umb/09
Pelayanan terbaik bagi klien,
Seorang profesional harus memberikan pelayanan
terbaik bagi perusahaan dimana dia bekerja.
Tetap bertanggung jawab di dalam mempertahankan
kebebasan dan integritas dirinya.
Rekan seprofesi,
Pekerja profesional bertanggung jawab dalam saling
memelihara pengertian dan bertukar pengalaman dengan rekan seprofesi.
Kepentingan umum,
Kemampuan yang dimiliki oleh seorang profesional
harus dimanfaatkan untuk kepentingan umum dan tidak untuk kepentingan pribadi
atau golongan.
pm/etika pr/umb/09
Berdasarkan tujuannya profesi dikelompokkan kedalam dua
kelompok besar :
1. Profesi
khusus,
Yang merupakan profesi yang menekankan kepada
nafkah atau penghasilan sebagai tujuan utamanya.
2. Profesi
luhur,
Lebih menekankan kepada jiwa luhur dan pengabdian
pm/etika pr/umb/09
Profesi dan profesional
Kata profesi berasal dari bahasa latin professus,
yang berarti kegiatan yang berhubungan dengan sumpah dan janji
yang bersifat religius.
Profesional,
Suatu sifat yang dimiliki seseorang secara tehnis
dan operasional ditetapkan dalam batas-batas etika profesi.
Kualitas kualifikasi seseoran profesional
dalam melaksanakan pekerjaannya :
1.
Kemampuan untuk
kesadaran etis ( ethical sensibility ).
2.
Kemampuan untuk berfikir secara etis.
3.
Kemampuan berperilaku secara etis.
4.
Kemampuan kepemimpinan secara etis
pm/etika pr/umb/09
Beberapa sikap yang harus dimiliki oleh seorang profesional :
1.
Komitmen tinggi
2.
Tanggung jawab
3.
Berfikir obyektif
4.
Menguasai materi
5.
Berfikir sistematis
Beberapa prinsip Etika Profesi :
1.
Tanggung jawab
2.
Kebebasan
3.
Kejujuran
4.
Keadilan
5.
Otonomi
pm/etika pr/umb/09
Etika Komunikator
Persyaratan menjadi seorang orator :
1.
Etos
2.
Pathos
3.
Logos
Ketiga syarat tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan
seorang Komunikator agar komunikasi yang dijalankan efektif.
pm/etika pr/umb/09
Komunikator akan
menjadi ” source
credibility ”
1.
Kompeten
2.
Kejujuran dan kebenaran
3.
Integrity
4.
Good will
pm/etika pr/umb/09
Faktor-faktor pendukung
yang mempengaruhi ’ source credibility ’
·
Persiapan
·
Empati
·
Kesungguhan
·
Ketulusan
·
Rasa percaya diri
·
Ketenangan ( Poice
)
·
Keramahan ( Friendly
)
·
Kesederhanaan ( Moderation )
pm/etika pr/umb/09
Faktor-faktor Penunjang Komunikasi yang Komunikatif
1.
Pesan harus dirancang sedemikian
rupa sesuai dengan audience yang
menerima.
2.
Pesan harus menggunakan
lambang-lanbang yang dimengerti oleh
konsumen.
3.
Pesan yang disampaikan oleh
komunikator dapat memenuhi
kebutuhan komunikan serta memberikan saran.
4.
Pesan yang disampaikan oleh
komunikator merupakan suatu saran
yang dapat memberikan solusi atau jalan keluar.
pm/etika pr/umb/09
Proses komunikasi dalam penyampaian pesan oleh Komunikator
1.
Proses komunikasi primer
2.
proses komunikasi sekunder
3.
Proses komunikasi lurus (linier)
4.
Proses komunikasi sirkuler
pm/etika pr/umb/09
Sistimatika Berfikir
1. Deduktif
2. Induktif
3. Memecahkan masalah
4. Kausatif
5. Kreatif
6. Filsafat
pm/etika pr/umb/09
Etika Komunikator
Beberapa syarat yang
harus dimiliki oleh seorang orator :
1. Ethos
2. Pathos
3. Logos
Hal tersebut diatas adalah syarat keberhasilan
seorang komunikator supaya komunikasi berjalan efektif.
pm/etika pr/umb/09
Dalam persyaratan
ethos seorang komunikator akan menjadi ’ source credibility ’
Ciri – cirinya :
1.
Competence
2.
Kejujuran dan kebenaran
3.
Integrity
4.
Good will
pm/etika pr/umb/09
Yang mendukung
‘ source
credibility ‘
adalah :
·
Persipan
·
Empaty
·
Kesungguhan
·
Ketulusan
·
Rasa percaya diri
·
Ketenangan (
Poice )
·
Keramahan (
friendly )
·
Kesederhanaan (
Moderation )
pm/etika pr/umb/09
Supaya pesan yang dikirim mengenai
sasaran :
1.
Pesan harus
dirancang sesuai dengan audience yang menerima
2.
Pesan harus
menggunakan lambang-lambang yang dimengerti oleh komunikan dan komunikator
3.
Pesan yang
disampaikan oleh komunikator dapat memenuhi kebutuhan dan dapat memberi saran
kepada komunikan
4.
Pesan yang disampaikan merupakan suatu saran yang dapat
memberikan solusi dan jalan keluar
pm/etika pr/umb/09
Proses penyampaian pesan komunikasi :
1.
Proses komunikasi primer
2.
Proses komunikasi sekunder
3.
Proses komunikasi lurus ( linier )
4.
Proses komunikasi sirkuler
Beberapa jenis sistematika berfikir yang digunakan komunikator agar komunikasi
berhasil, adalah :
1.
Deduktif
2.
Induktif
3. Memecahkan masalah ( problem
solving thinking )
3.
Kreatif
4.
Filsafati
pm/etika pr/umb/09
Landasan Etika PR digunakan
dalam
Etika Komunikasi Antar
Pesona
1.
Komunikasi antar pesona harus jujur dan terus terang.
2.
Kebergantungan adalah lebih baik daripada individual.
3.
Informasi harus disampaikan harus tepat waktu dan tepat
tema.
4.
Kecurangan yang disengaja adalah tidak etis.
5.
Petunjuk verbal dan non verbal harus sesuai dengan makna
yang disampaikan.
6.
Tidak etis menghalang-halangi proses komunikasi.
pm/etika pr/umb/09
ETIKA HUMAS / PUBLI
CRELATIONS
ETIKA
ETIKA
--- berasal
dari bahasa
Yunani Kuno è
Ethos
Dalam
bentuk tunggal berarti
Tempat tinggal yang biasa: Kandang; Kebiasaan ;
Adat ; Akhlak ; Watak ; Perasaan ;
Sikap ; Cara berfikir.
Dalam arti
jamak :
( la etha )
mempunyai
arti adat kebiasaan.
Kemudian dapat dipahami bahwa
secara etimologis, ETIKA berarti Ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan , atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia :
ETIKA dipahami sebagai ilmu tentang apa yang buruk dan apa yang
baik, dan tentang hak dan kewajiban
moral ( akhlak ).
ETIKA dapat dibedakan dalam 3
( tiga ) arti :
1. Ilmu
tentang apa yang baik dan
apa
yang buruk dan tentang hak
dan
kewajiban moral ( akhlak ).
2. Kumpulan
asas atau nilai yang
berkenaan
dengan akhlak
3. Nilai
mengenai benar dan salah
yang
dianut suatu golongan
masyarakat.
Menurut Kant, dipahami atas dasar
tiga makna yang dimiliki :
1.
Kebiasaan dan watak
2.
Adat kebiasaan
3.
Ilmu atau studi yang baik dan buruk
Kata Moral secara etimologi sama
dengan
Etika, yaitu :
Nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
pm/etika pr/umb/09
ETIKA
bukan ETIKET
Bedanya :
Etika -
adalah berarti moral
Etiket - seara harafiah adalah
secarik kertas yang
ditempelkan pada botol
atau kemasan barang.
Namun dalam tata pergaulan etiket adalah sopan santun.
pm/etika pr/umb/09
Nilai persamaannya
obyek yang dinilai adalah Manusia,
yaitu mengatur perilaku
manusia secara normatif.
Etika, menyangkut cara suatu per-
buatan
yang harus dilakukan
manusia.
Etiket, hanya
berlaku dalam lingkup
pergaulan.
pm/etika pr/umb/09
Ciri-ciri yang menunjukkan kegiatan
Humas ( Dr. Bactiar Aly,MA. ) :
1.
Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi
yang berlangsung dua arah secara timbal balik.
2.
Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi.
3.
Publik yang menjadi sasaran Humas adalah publik ekstern
& publik intern.
4.
Operasionalisasi Humas adalah membina hubungan yang
harmonis antara organisasi dengan publiknya mencegah terjadinya rintangan
psikologi, baik yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik.
Fungsi Humas menurut Bertrand
R.C.
1.
It should serve the public’s interest ( Mengabdi
pada kepentingan umum ).
2.
Maintain good communication
(memelihara komunikasi yang baik).
3.
Strees good moral and manners ( Menitik
beratkan moral & perilaku yang baik ).
Dari kaitan dalam pembahasan
ini sangat jelas bahwa “ Moral &
perilaku ” adalah fungsi Humas.
Perilaku yang ditunjukkan oleh profesional Humas merupakan budaya
organisasi dalam aktivitas rutinnya.
pm/etika pr/umb/09
2 Pendekatan mempelajari Etika berhubu
ngan dengan tingkah
laku dan moral
Manusia.
1.
Etika deskriptif
2.
Etika Normatif
Etika
deskriptif – Pendekatan yang digunakan untuk memahami
etika dari deskripsi tingkah laku manusia. Jadi hanya melukiskan
tindakan-tindakan & tingkah laku manusia tanpa memberikan penilaian
terhadap tingkah laku manusia itu sendiri.
Yang termasuk etika ini : adat istiadat; tindakan2yang
berlaku dalam masyarakat; pendapat2 tentang yang baik & buruk; tindakan2
yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan, dsb.
pm/etika pr/umb/09
Etika
deskriptif, hanya membahas dan memberikan analisa dan penilaiannya atas suatu
kejadian.
Contoh : Pandangan-pandangan moral atas kenyataan yang terjadi di dalam
negara Uni Soviet.
Etika
normatif – Adalah memberikan penilaian sekali gus memberikan norma sebagai dasar
dan kerangka tindakan yang diputuskan.
Penilaian diberikan pada norma-norma yang berlaku
ditengah-tengah masyarakat serta didasarkan pada rasionalitas yang ada dalam
kehidupan manusia.
pm/etika pr/umb/09
Etika
normatif , norma-norma yang menuntun tingkah laku setiap individu yang ada di
masyarakat serta aplikasi dari norma itu yang memberikan pengarahan, penilaian
serta himbauan supaya manusia bertindak berdasarkan norma-norma tersebut.
Norma yang berlaku dalam kehidupan
manusia ada dua :
Satu, Norma khusus yaitu :
aturan-aturan yang berlaku
dalam hal-hal khusus
yang
terjadi dalam kehidupan
ini.
Dua, Norma umum adalah :
aturan-aturan yang berlaku
dalam kehidupan masyarakat
secara umum dan universal.
pm/etika pr/umb/09
Dua teori normatif untuk menilai
tindakan
seseorang, yaitu :
Satu,
Etika Deontologi
Dua,
Etika teleologi
Etika Deontologi - Deontologi dari bahasa
Yunani yang berarti ” Kewajiban ” ( duty
)
Kewajiban jadi tekanan bagi setiap orang untuk
bertindak secara baik.
E.D. -
memberikan penilaian yang baik terhadap suatu tindakan berdasarkan
tindakan itu sendiri.
Melakukan perbuatan baik adalah suatu keharusan,
orang sering menyebutnya sebagai suatu kewajiban.
pm/etika pr/umb/09
Teori E.D. membedakan antara norma moral dasar dan
norma moral konkret.
Norma moral dasar digunakan aturan-aturan untuk tindakan-tindakan atau
tingkah laku.
Norma moral konkret memberikan pemahaman tentang norma moral yang
mengandung tindakan konkret.
Norma moral konkret dibagi 2 , yaitu
:
1.
Yang bersifat umum
2.
Individual
pm/etika pr/umb/09
Ad 1. Berlaku lebih dari satu kali dan
berlaku untuk semua
orang.
Ad.2
Berlaku hanya pada tempat tertentu
dan waktu tertentu.
Teori Deontologi dibagi 2,
yaitu :
1.
Deontologi aturan, teori ini
memberikan sejumlah norma atau
aturan moral yang berlaku begitu saja tanpa tergantung pada akibat atau keuntungan
serta kerugian yang ditimbulkan oleh tindakan yang sesuai dengan norma itu.
pm/etika pr/umb/09
2.
Deontologi situasi, teori ini
memberikan sejumlah norma atau
aturan moral yang disesuaikan dengan situasi.
EtikaTeleologi
Teori ini menekankan pada tujuan, hasil atau
sasaran dari etika.
Mengukur baik buruknya, berdasarkan tujuan yang
ingin dicapai dengan tindakan itu atau atas dasar akibat yang ditimbulkan oleh
tindakan tersebut.
pm/etika pr/umb/09
Pemahamannya dapat dilihat dari 2 sudut,
apa dan untuk siapa.
Dilihat dari sudut pandang apa, untuk memahami hasil, tujuan dan sasaran serta akibat dalam
pemahaman etika teleologi.
Etika teleologi menyajikan dua versi,
yaitu :
Hedonisme (kenikmatan) dan Eudonisme ( kebahagiaan ).
Eudonisme, menurut Aristoteles bahwa setiap tindakan
manusia mempunyai tujuan, apapun yang dilakukan manusia selalu dilandasi oleh
tujuan yang menggerakkan tujuan tersebut.
pm/etika pr/umb/09
2 ( dua ) aliran etika teleologi :
a. Egoisme,
Setiap
tindakan manusia selalu
didasarkan pada tujuan untuk mengejar
kepentingan diri sendiri.
Aliran
ini dibedakan menjadi 2 :
Egoisme etis dan egoisme psikologis
Egoisme
etis, tekanannya pada
kepentingan dan kebahagiaan diri
sendiri. Biasanya punya kecenderungan
menjadi hedonistis.
Egoisme
psikologis, tindakan yang
dilakukan oleh manusia merupakan
motivasi yang ada dalam dirinya
ketika
mereka mengusahakan kepentingannya.
b. Utilitarianisme,
Menilai baik buruknya tindakan
didasarkan pada tujuan dan akibat
dari
tindakan itu bagi orang banyak.
pm/etika pr/umb/09
Etika
1.
Tidak terbatas pada cara dilaku-
kannya suatu perbuatan, tapi mem
berikan norma tentang perbuatan itu sendiri.Apakah perbuatan itu boleh
dilakukan atau tidak.
2.
Etika selalu berlaku baik, ada
saksi ataupun tidak.
3.
Etika bersifat absolut
4.
Ketika kita berbicara tentang etika, yang kita bicarakan
adalah apa yang ada di dalam diri manusia itu bukan apa yang ada diluar diri
manusia.
pm/etika pr/umb/09
Moral dan Hati
nurani
Moral – berasal dari bahasa latin Mos
( jamak ; mores ) yang berarti kebiasaan atau
adat.
Apabila ada orang mengatakan tidak bermoral, yang dimaksud adalah orang tersebut perbuatannya
melanggar nilai2 dan norma etis yang berlaku dalam kehidupan suatu masyarakat
atau komunitas.
Konsep moral ini dapat juga digunakan untuk memahami suatu perbedaan antara
yang baik dan yang buruk.
pm/etika pr/umb/09
Apakah suatu perbuatan atau tindakan dapat
diterima oleh mayarakat atau tidak tergantung pada norma2 yang berlaku dalam
masyarakat tersebut.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata moral
memiliki arti ajaran tentang yang
baik dan buruk yang diterima umum sehubungan dengan perbuatan, sikap,
kewajiban, dsb.
Pegangan dasar untuk memahami apa
itu
moral, adalah :
1.
Istilah moral digunakan untuk
menentukan batas2 dari sifat2, corak2, maksud2 dan
pertimbangan serta perbuatan yang secara layak dapat dinyatakan sebagai baik
atau buruk, benar atau salah.
2.
Pemahaman tentang moral digunakan sebagai suatu istilah
untuk menyatakan
pm/etika pr/umb/09
yang benar atau baik itu lebih dari pada yang
buruk atau salah.
3.
Kata moral dipahami sebagai nilai dasar dalam masyarakat
untuk memilih antaranilai2 hidup ( morals ). Nilai dasar yang dimaksud termasuk
adat istiadat yang menjadi dasar untuk menentukan baik dan buruk.
4.
Pada tataran individu, moral dipahami sebagai unsur2 yang
merupakan sifat kelakuan baik atau buruk. Sifat2 kelakuan ini disebut baik atau
buruk disesuaikan dengan ukuran2 yang diterima oleh kelompok dimana individu
itu berada.
pm/etika pr/umb/09
Moralitas dari kata sifat Latin Moralis, pada dasarnya mempunyai arti
yang sama dengan moral, hanya kata moralitas memiliki arti yang lebih abstrak.
Moralitas dipahami juga sebagai sopan santun serta
segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan santun.
Moral
dan Etika
Secara etimologi kata moral memiliki makna yang
sama dengan etika, yaitu nilai2 dan norma2 yang menjadi pegangan suatu
masyarakat atau komunitas.
pm/etika pr/umb/09
A.Sonny Keraf, punya pandangan berbeda
antara moral dan etika.
Pada konsep moral
lebih dipahami sebagai sistem nilai yang terkandung dalam petuah, nasehat,
perintah atau aturan tentang bagaimana manusia harus hidup agar menjadi manusia
yang benar2 baik, ini biasanya diwariskan secara turun temurun.
Sedangkan etika
merupakan ilmu tentang yang baik dan yang benar.
Menurut Frans Magnis Suseno :
Moral memberikan tuntunan
tentang bagaimana kita harus bertindak, sedangkan etika memberikan pertanyaan
’mengapa kita hrs bertindak seperti itu ?’
pm/etika pr/umb/09
Moral dan Agama
Agama punya hubungan erat dengan moral dan sering
disebut teologi moral.
Teologi adalah
refleksi kritis dan sistematis yang dilakukan oleh penganut agama.
Teologi hanya dapat dilaksanakan oleh penganut agama itu sendiri karena teologi
adalah refleksi iman.
Ajaran
moral dalam suatu agama
meliputi
Pertama, macam2 aturan yang agak
mendetail.
Kedua, Peraturan etis yang
bersifat lebih umum yang bukan berlaku hanya untuk satu agama saja, tetapi
menjadi kepentingan agama secara umum
pm/etika pr/umb/09
Perbedaan antara moral agama dan
filsafat
moral . adalah :
Moral
agama :
1. Dalam berbicara tentang nilai
dan
norma biasanya dilakukan melalui
khotbah.
2. Kesalahan moral dianggap dosa/
Moral filsafat :
1.
Dalam berbicara tentang nilai dan norma biasanya melalui
argumentasi, sehingga baik atau buruk suatu tindakan ditunjukkan dengan alasan2
yang rasional.
2.
Yang dianggap kesalahan moral adalah pelanggaran etis
yang harus dipatuhi.
pm/etika pr/umb/09
Hati nurani
Hati nurani memiliki
peran yang besar dalam hal moral. Atau
dengan kata lain
Ketika kita bicara
tentang moral maka kita tidak dapat melepaskan diri dari hati nurani.
Prinsip2 moral bersifat umum
dan berlaku untuk semua orang tanpa memandang latar belakang budaya, agama,
suku dan ras. Norma moral berasal dari suara hati nurani.
Hati nurani inilah yang
memerintah atau melarang kita untuk melakukan sesuatu kini dan disini. Artinya
dia berbicara sesuatu yang sangat kongkret dan bukan yang umum.
pm/etika pr/umb/09
Hati nurani dapat dibedakan
menjadi
dua :
Hati
nurani retrospektif dan
Hati
nurani prospektif.
H.N. Retrospektif, memberikan penilaian tentang
perbuatan2 yang telah berlangsung dimasa lampau.
H.N. Prospektif, justru berfokus dan melihat pada masa yang akan
datang serta menilai perbuatan2 yang akan datang.
Sedangkan yang ketiga
dari hati nurani adalah campuran dari keduanya.
Jadi pertimbangannya
kepada masa lalu dan masa yang akan datang.
pm/etika pr/umb/09
Hati nurani bersifat
personal, artinya hati nurani selalu berkaitan dengan pribadi yang
bersangkutan.
Id, Ego dan Superego
Pandangan Frued, perbuatan manusia dipengaruhi
oleh pertimbangan naluri atau nafsu yang menjelma menjadi kehendak.
Dalam menguraikan
kehendak manusia ada 3 unsur kepribadian : Id,
Ego dan Superego.
Id, adalah digambarkan sebagai gunung es yang terapung dan
hanya puncaknya saja yang kelihatan sedangkan yang ada dibawah air yang sangat
besar itulah yang harus dipertimbangkan.
pm/etika pr/umb/09
Id, dapat dipahami dari sifat M yang dipengaruhi oleh daya
sadar yang dikendalikan oleh nafsu.
Nafsu inilah yang
menggerakkan M hingga merasa senang dan puas. Dalam diri Id, berlaku bukan aku
( subyek ) yang melakukan, melainkan ada yang melakukan dalam diri aku. Pusat
dari Id, adalah pusat instink.
Dua instink yang dominan dalam diri
setiap M, yaitu : Libido dan Thanatos.
Libido, merupakan instink reproduktif
yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan2 yang bersifat konstruktif.
pm/etika pr/umb/09
Thanatos, merupakan instink
destruktif dan agresif, biasanya sering disebut sebagai instink kematian,
karena membawa akibat yang negatif dalam kehidupan M.
Ego, mulai berkembang dari dalam diri Id setelah melakukan
kontak dengan dunia luar.
Ego, punya peran yang sangat besar agar M mampu menundukkan
hasrat hewaninya agar bertindak rasional sesuai akal budinya dan bertindak
rasional ketika menghadapi situasi yang tidak menguntungkan.
pm/etika pr/umb/09
Superego, berlawanan dengan Id, karena merupakan kekuatan
dorongan menuju kepada kemantapan nilai. Superego tidak jauh berbeda dengan
Ego.
Superego sering dianggap sebagai hati nurani.
Hati nurani dan superego
Hati nurani digunakan
dalam kontek etis, sedangkan superego berperan dalam konteks psikoanalisis.
Aktivitas Superego ada
dalam tataran ketidaksadaran, sedangkan hati nurani tentunya berada dalam
kondisi yang sadar.
pm/etika pr/umb/09
Hubungan dan interaksi ( Human
Relation )
Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan
kehadiran orang lain dalam kebidupannya.
Hidup seorang manusia akan memiliki arti bila dia
berhubungan dan berinteraksi dengan manusia yang lain.
Hakekat manusia dapat dipahami:
manusia itu sebagai Homo Sapien atau Homo
Sosios.
Homo Sapien – M dipahami sebagai makhluk
yang berfikir.
Homo Sosios - M dianggap sebagai makhluk yang
bermasyarakat, yang membutuhkan M lainnya dan berinteraksi dengan M lainnya.
pm/etika pr/umb/09
Keadaan M ada 5 unsur dalam Hakekat
Kerangka Berfikir ( E.Martono )
Roh, Sir ( perasaan halus ), nafsu, akal
dan budi.
Kebutuhan Dorongan Dipandu oleh
Jasmani nafsu budi
Kebutuhan
Manusia
( Need )
Kebutuhan Pertimbangan Disaring oleh
Rohani
Akal oleh Sir
Kebutuhan
Kepuasan
pm/etika pr/umb/09
Tingkat presentasi kebutuhan pemuasan
manusia dapat dijabarkan sbb.
(
Menurut Maslow )
a. Kebutuhan fisik 85
%
b. Kebutuhan keamanan 70
%
c. Kebutuhan kasih sayang 50
%
d. Kebutuhan status, kehormatan 40
%
e. Kebuthan hakekat dan kreativitas
kemampuan mengatur 10
%
Sumber : E.Martono
pm/etika pr/umb/09
Kebutuhan inilah yang mempengaruhi M untuk
menjalin relasi dengan M lainnya supaya semua kebutuhannya dapat dipenuhi.
Pemenuhan semua kebutuhan induvidu dapat dipenuhi
melalui komunikasi yang menjadi media untuk memperlancar kelangsungan hidup M.
Human Relation
Hubungan dan interaksi yang sifatnya resmi ( Di kantor, di kampus atau di dalam organisasi
).
Hubungan dan interaksi yang sifatnya
tidak resmi ( hub.dalam keluarga, pertemanan dan sahabat )
pm/etika pr/umb/09
Ketidak pastian yang muncul dalam komunikasi, masalah utama
adalah akibat dari perbedaan budaya. Perbedaan makna terhadap suatu pesan yang
dimiliki suatu komunitas dengan komunitas yang lain.
Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya
lain untuk membantu agar komunikasi berjalan efektif dan perbedaan persepsi
dapat dihindari atau diperkecil sehingga tidak terjadi konflik.
pm/etika pr/umb/09
Definisi
Human Relations
( E. Martono,1966 )
H.R.
adalah interaksi yang terjadi antara satu individu dengan individu lainnya
melalui kontak dan berusaha untuk saling memperoleh kepuasan jasmani dan
rohani. Supaya kontak dapat berjalan secara efektif, maka pesan yang
disampaikan harus pesan yang bermakna sama.
pm/etika pr/umb/09
Komunikasi antar individu
( Komunikasi interpersonal )
Dalam relasi yang sifatnya
resmi, interaksi yang terjadi pada level individu maupun level kelompok dapat
terjadi dalam instansi, lembaga atau perusahaan. Jadi komunikasi dapat dilakkan
secara langsung.
Tapi kalau yang terjadi
adalah komunikasi dalam organisasi atau kelompok, maka dibutuhkan suatu
mediator supaya terjadi kontak yang efektif diantara anggotanya.
Mediator yang paling tepat
agar komunikasi berhasil dalam organisasi adalah PR.
pm/etika pr/umb/09
Dua aspek kepentingan hubungan dalam
Organisasi
1.
Kepentingan perusahaan atau organisasi dan
2.
Kepentingan kelompok atau individu
Akibatnya sering terjadi perbedaan kepentingan yang cukup kontras yang
dapat menimbulkan suatu konflik.
Oleh karena itu, untuk memperkecil konflik perlu adanya mediator ( PR )
dalam setiap komunikasi dalam organisasi atau perusahaan.
pm/etika pr/umb/09
Hidup matinya suatu perusahaan atau organisasi
sangat tergantung dan ditentukan serta didukung oleh pihak internal dan pihak
eksternal.
à
Perusahaan atau organisasi harus memikirkan hubungan yang harmonis
antara perusahaan atau organisasi dengan pihak internal maupun pihak
eksternalnya.
pm/etika pr/umb/09
PROFESI DAN PROFESIONAL
Profesi, adalah merupakan sesuatu yang menjadi
kebutuhan hidup dari seseorang yang ditekuni ketika bekerja.
Profesi dari seseorang merupakan bagian dari
pekerjaan. Tapi tidak semua pekerjaan merupakan profesi, karena profesi
membutuhkan keahlian tersendiri.
Dalam perkembangannya, profesi dipahami sebagai
ketrampilan dan keahlian sesuai dengan jalur pendidikannya.
pm/etika pr/umb/09
Keahlian, adalah pekerjaan profesional yang
menuntut penguasaan keahlian tertentu.
Sumber keahlian :
1.Pengetahuan,
suatu profesi terdiri dari sekumpulan pengetahuan yang menjadi milik bersama.
2. Ketrampilan
dan cara kerja
Seseorang yang telah menguasai pengetahuan,
ketrampilan dan cara bekerja yang baik menurut ukuran profesionalisme dapat
diterima sebagai pekerja profesional. Artinya
telah dianggap mampu dan bertanggung hawab penuh untuk memberikan jasa dalam
bidang ahlinya.
pm/etika pr/umb/09
3. Kemandirian
dan pengakuan, Apabila nomor 2 di
atas sudah dapat diterima sebagai pekerja yang profesional, maka mereka telah
dianggap mampu dan memperoleh pengakuan serta bertanggung jawab penuh didalam
memberikan jasa dalam bidang keahliannya.
Tanggung jawab,
Seseorang yang telah ahli, ia punya kewenangan
profesional, artinya bertanggung jawab menunjukkan hasil kerja yang berkaitan
dengan keunggulan mutu jasa dan pengembangan profesinya.
Keunggulan mutu jasa,
Seorang profesional harus secara simultan
mengembangkan keahlian dirinya bersama-sama dengan rekan seprofesinya.
pm/etika pr/umb/09
Pelayanan terbaik bagi klien,
Seorang profesional harus memberikan pelayanan
terbaik bagi perusahaan dimana dia bekerja.
Tetap bertanggung jawab di dalam mempertahankan
kebebasan dan integritas dirinya.
Rekan seprofesi,
Pekerja profesional bertanggung jawab dalam saling
memelihara pengertian dan bertukar pengalaman dengan rekan seprofesi.
Kepentingan umum,
Kemampuan yang dimiliki oleh seorang profesional
harus dimanfaatkan untuk kepentingan umum dan tidak untuk kepentingan pribadi
atau golongan.
pm/etika pr/umb/09
Berdasarkan tujuannya profesi dikelompokkan kedalam dua
kelompok besar :
1. Profesi
khusus,
Yang merupakan profesi yang menekankan kepada
nafkah atau penghasilan sebagai tujuan utamanya.
2. Profesi
luhur,
Lebih menekankan kepada jiwa luhur dan pengabdian
pm/etika pr/umb/09
Profesi dan profesional
Kata profesi berasal dari bahasa latin professus,
yang berarti kegiatan yang berhubungan dengan sumpah dan janji
yang bersifat religius.
Profesional,
Suatu sifat yang dimiliki seseorang secara tehnis
dan operasional ditetapkan dalam batas-batas etika profesi.
Kualitas kualifikasi seseoran profesional
dalam melaksanakan pekerjaannya :
1.
Kemampuan untuk
kesadaran etis ( ethical sensibility ).
2.
Kemampuan untuk berfikir secara etis.
3.
Kemampuan berperilaku secara etis.
4.
Kemampuan kepemimpinan secara etis
pm/etika pr/umb/09
Beberapa sikap yang harus dimiliki oleh seorang profesional :
1.
Komitmen tinggi
2.
Tanggung jawab
3.
Berfikir obyektif
4.
Menguasai materi
5.
Berfikir sistematis
Beberapa prinsip Etika Profesi :
1.
Tanggung jawab
2.
Kebebasan
3.
Kejujuran
4.
Keadilan
5.
Otonomi
pm/etika pr/umb/09
Etika Komunikator
Persyaratan menjadi seorang orator :
1.
Etos
2.
Pathos
3.
Logos
Ketiga syarat tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan
seorang Komunikator agar komunikasi yang dijalankan efektif.
pm/etika pr/umb/09
Komunikator akan
menjadi ” source
credibility ”
1.
Kompeten
2.
Kejujuran dan kebenaran
3.
Integrity
4.
Good will
pm/etika pr/umb/09
Faktor-faktor pendukung
yang mempengaruhi ’ source credibility ’
·
Persiapan
·
Empati
·
Kesungguhan
·
Ketulusan
·
Rasa percaya diri
·
Ketenangan ( Poice
)
·
Keramahan ( Friendly
)
·
Kesederhanaan ( Moderation )
pm/etika pr/umb/09
Faktor-faktor Penunjang Komunikasi yang Komunikatif
1.
Pesan harus dirancang sedemikian
rupa sesuai dengan audience yang
menerima.
2.
Pesan harus menggunakan
lambang-lanbang yang dimengerti oleh
konsumen.
3.
Pesan yang disampaikan oleh
komunikator dapat memenuhi
kebutuhan komunikan serta memberikan saran.
4.
Pesan yang disampaikan oleh
komunikator merupakan suatu saran
yang dapat memberikan solusi atau jalan keluar.
pm/etika pr/umb/09
Proses komunikasi dalam penyampaian pesan oleh Komunikator
1.
Proses komunikasi primer
2.
proses komunikasi sekunder
3.
Proses komunikasi lurus (linier)
4.
Proses komunikasi sirkuler
pm/etika pr/umb/09
Sistimatika Berfikir
1. Deduktif
2. Induktif
3. Memecahkan masalah
4. Kausatif
5. Kreatif
6. Filsafat
pm/etika pr/umb/09
Etika Komunikator
Beberapa syarat yang
harus dimiliki oleh seorang orator :
1. Ethos
2. Pathos
3. Logos
Hal tersebut diatas adalah syarat keberhasilan
seorang komunikator supaya komunikasi berjalan efektif.
pm/etika pr/umb/09
Dalam persyaratan
ethos seorang komunikator akan menjadi ’ source credibility ’
Ciri – cirinya :
1.
Competence
2.
Kejujuran dan kebenaran
3.
Integrity
4.
Good will
pm/etika pr/umb/09
Yang mendukung
‘ source
credibility ‘
adalah :
·
Persipan
·
Empaty
·
Kesungguhan
·
Ketulusan
·
Rasa percaya diri
·
Ketenangan (
Poice )
·
Keramahan (
friendly )
·
Kesederhanaan (
Moderation )
pm/etika pr/umb/09
Supaya pesan yang dikirim mengenai
sasaran :
1.
Pesan harus
dirancang sesuai dengan audience yang menerima
2.
Pesan harus
menggunakan lambang-lambang yang dimengerti oleh komunikan dan komunikator
3.
Pesan yang
disampaikan oleh komunikator dapat memenuhi kebutuhan dan dapat memberi saran
kepada komunikan
4.
Pesan yang disampaikan merupakan suatu saran yang dapat
memberikan solusi dan jalan keluar
pm/etika pr/umb/09
Proses penyampaian pesan komunikasi :
1.
Proses komunikasi primer
2.
Proses komunikasi sekunder
3.
Proses komunikasi lurus ( linier )
4.
Proses komunikasi sirkuler
Beberapa jenis sistematika berfikir yang digunakan komunikator agar komunikasi
berhasil, adalah :
1.
Deduktif
2.
Induktif
3. Memecahkan masalah ( problem
solving thinking )
3.
Kreatif
4.
Filsafati
pm/etika pr/umb/09
Landasan Etika PR digunakan
dalam
Etika Komunikasi Antar
Pesona
1.
Komunikasi antar pesona harus jujur dan terus terang.
2.
Kebergantungan adalah lebih baik daripada individual.
3.
Informasi harus disampaikan harus tepat waktu dan tepat
tema.
4.
Kecurangan yang disengaja adalah tidak etis.
5.
Petunjuk verbal dan non verbal harus sesuai dengan makna
yang disampaikan.
6.
Tidak etis menghalang-halangi proses komunikasi.
pm/etika pr/umb/09
0 comments:
Post a Comment